Apa itu diversifikasi produk? Manfaat, Strategi dan Contoh

WACANADAILY.com – Tidak hanya dalam dunia investasi, desentralisasi juga dapat diterapkan pada dunia usaha atau bisnis. Ya, diversifikasi produk merupakan salah satu strategi pemasaran yang populer digunakan oleh para pebisnis untuk mengembangkan usahanya.

Secara garis besar diversifikasi produk dilakukan untuk mendiversifikasi bisnis daripada hanya mengandalkan penjualan satu produk atau jasa. Jadi, apakah Anda ingin tahu lebih banyak tentang diversifikasi produk?

Di sini, Wacanadaily memulai dan merangkum konsep diversifikasi produk, jenis, manfaat, dan tujuan. Tonton sampai habis, ya!

Definisi diversifikasi Produk

Dalam dunia bisnis, konsep diversifikasi produk merupakan salah satu strategi pemasaran dengan mengembangkan produk yang lebih beragam. Diversifikasi produk memastikan bahwa bisnis Anda tidak bergantung pada satu atau hanya satu produk.

Strategi diversifikasi produk ini dapat dilakukan pada berbagai ukuran bisnis melalui inovasi dalam lingkup industri bisnis. Namun dalam perjalanannya, Anda tetap perlu membedakan segmentasi pasar Anda.

Dengan kata lain diversifikasi produk merupakan upaya mengembangkan produk dengan menciptakan lini produk baru dan membidik pasar baru.

Pentingnya diversifikasi Produk

Meskipun bukan tanpa risiko, menerapkan diversifikasi produk melalui pengembangan produk baru bisa mahal dan gagal di sepanjang jalan.

Namun, penerapan inovasi ini memiliki beberapa keunggulan yang perlu dipertimbangkan. Secara lebih spesifik, beberapa manfaat diversifikasi produk antara lain:

1. Mengurangi Risiko Bisnis

Manfaat pertama dari strategi diversifikasi produk adalah mengurangi risiko bisnis. Ada berbagai risiko dalam bisnis, mulai dari masalah produk hingga distribusi dan persaingan dengan pesaing.

Oleh karena itu, ada kemungkinan untuk bertahan dari berbagai risiko tersebut melalui diversifikasi produk. Misalnya pada produk A, pesaing lebih unggul, tetapi masih ada produk B, C, dll yang membantu bisnis tetap berjalan karena mereka berinovasi.

2. Adaptasi

Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi tentunya akan mempengaruhi kelangsungan bisnis seperti perilaku konsumen, metode pembayaran, sistem pembelian dan penjualan, dll.

Jadi diversifikasi produk adalah salah satu strategi yang bisa Anda terapkan untuk bertahan. Hal ini bisa Anda terapkan dengan menjual produk atau jasa yang sesuai dengan perkembangan zaman.

3. Meningkatkan Daya Saing

Manfaat terakhir dari diversifikasi produk adalah membuat bisnis Anda lebih kompetitif. Beragamnya inovasi produk yang Anda miliki dapat mengurangi ruang atau peluang bagi pesaing baru. Hal ini juga mencegah terjadinya pasar monopoli.

Baca Juga :   Regresi adalah Metode Statistik dan Merupakan fungsi, Rumus, dan Contoh

Tujuan diversifikasi Produk

Karena berbagai manfaat ini, banyak perusahaan mendiversifikasi bisnis mereka berdasarkan tujuan yang berbeda. Beberapa tujuan diversifikasi adalah:

1. Meratakan Risiko

Seperti disebutkan sebelumnya, diversifikasi produk adalah tentang memastikan bahwa perusahaan atau bisnis tidak hanya bergantung pada satu produk.

Berinovasi atau berinvestasi dalam berbagai produk atau layanan dapat membantu menyeimbangkan manfaat satu produk, meskipun tidak berkinerja baik, dengan produk lainnya.

2. Pertumbuhan dan Nilai Tambah

Tujuan kedua dari diversifikasi produk adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan nilai tambah. Hal ini dapat terwujud apabila investasi tersebut dapat menghasilkan return yang maksimal.

Hal ini dapat diwujudkan, misalnya, setelah berhasil mengakuisisi perusahaan dengan sumber daya strategis, seperti pemasok bahan baku utama atau distributor dengan saluran distribusi yang luas.

3. Anti-monopoli

Seperti disebutkan sebelumnya, diversifikasi produk dapat mencegah monopoli pasar, terutama jika perusahaan atau perusahaan dalam industri tertentu memiliki sumber daya yang strategis untuk memberikan nilai tambah.

4. Anda Memiliki Kendali atas Pemasok dan distributor Anda

Adanya diversifikasi produk membantu suatu bisnis atau perusahaan untuk mengontrol pemasok dan distributornya. Kami berharap ini juga akan membantu Anda dengan kualitas produk dan kontrol harga.

5. Sinergi

Kolaborasi di berbagai unit bisnis diharapkan akan memungkinkan mereka mencapai tujuan tertentu, yang sulit dicapai secara individu atau individu.

6. Pemenuhan Ambisi

Tujuan akhir dari penerapan diversifikasi produk adalah untuk mencapai ambisi manajer, dan keberhasilan penerapan strategi memperluas cakupan pekerjaan.

Jenis Strategi diversifikasi Produk

Setidaknya ada dua jenis diversifikasi produk.

1. Diversifikasi Horisontal

Jenis pertama adalah diversifikasi horizontal, di mana pengembangan produk berbeda dari produk yang sudah ada tetapi memiliki sedikit kesamaan. Contohnya adalah ketika perusahaan susu mengembangkan lini produk jus buah.

Ini adalah jenis minuman yang sama, tetapi tentu saja proses pembuatan jus buah sangat berbeda dengan susu.

2. Diversifikasi Lingkaran Konsentris

Tidak seperti tipe sebelumnya, yang memiliki sedikit kesamaan dengan produk, diversifikasi konsentris ini menciptakan produk baru yang memiliki banyak kesamaan dengan pendahulunya. Dengan kata lain, produk barunya tidak jauh berbeda.

Baca Juga :   5 Tips Mengatur Keuangan Pribadi yang Baik Secara Finansial

Contoh diversifikasi produk konsentris perusahaan susu adalah bahwa pada awalnya hanya memiliki produk susu bayi. Namun, setelah melakukan diversifikasi produk, kini kami mengembangkan produk susu anak untuk masyarakat umum.

Strategi diversifikasi Produk

Selain jenis, strategi diversifikasi terbagi menjadi dua kelompok:

1. Strategi diversifikasi Lingkaran Konsentris

Seperti disebutkan sebelumnya, diversifikasi memiliki banyak kesamaan dengan produk tradisional. Jadi, dari teknologi hingga peralatan hingga pemasaran jaringan, tidak jauh berbeda dengan produk lain.

Strategi diversifikasi ini dianggap berhasil jika:

  • Harga produk baru yang ditawarkan kompetitif.
  • Persaingan di industri dengan pertumbuhan rendah
  • Meningkatkan penjualan produk lain dengan memproduksi produk baru
  • Siklus hidup produk yang ada dipersingkat dan ada tim manajemen yang kuat.

2. Strategi diversifikasi Konglomerat

Berbeda dengan lingkaran konsentris yang masih memiliki banyak kesamaan, strategi chaebolisasi justru sebaliknya. Berikut adalah beberapa panduan untuk keberhasilan penerapan strategi diversifikasi ini:

  • Peluang dengan nilai investasi yang menarik ada
  • Manajemen dan permodalan dapat bersaing di industri baru.
  • Ada sinergi antara perusahaan yang mengakuisisi dan perusahaan yang mengakuisisi secara finansial.

Bagaimana Mendiversifikasi Produk

Setelah Anda mengetahui pro dan kontra yang berbeda, Anda ingin memastikan bahwa Anda tahu cara mendiversifikasi produk ini. Nah, lebih khusus lagi, berikut adalah beberapa cara untuk mendiversifikasi produk Anda.

1. Ganti Nama

Jika Anda ingin mempertahankan tujuan produk, tetapi membuatnya lebih konsisten dengan budaya lokal, produk tersebut dapat diganti namanya atau dijual ke negara lain dengan kemasan yang sedikit berbeda.

2. Penyesuaian Harga

Jika Anda menargetkan pasar dan saluran baru, perubahan lain juga memungkinkan Anda menyesuaikan harga produk.

3. Ekstensi Merek

Cara ketiga untuk mendiversifikasi produk Anda adalah dengan memperluas merek Anda. Hal ini dilakukan jika Anda ingin membidik market size yang lebih luas, seperti jika Anda membidik pasar menengah ke bawah kemudian membuat produk yang menyasar kalangan menengah ke atas.

4. Pengemasan Ulang

Jika Anda telah menargetkan ukuran pasar yang berbeda, Anda juga dapat melakukan diversifikasi untuk audiens di industri yang berbeda. Triknya adalah mengemasnya kembali.

Baca Juga :   Pengakuan Eks Bandar Narkoba Kampung Kubur: Saya Kembali untuk Membangun

5. Ubah Ukuran

Cara ini dilakukan dengan membuat berbagai jenis ukuran atau volume penjualan yang berbeda untuk produk yang sama.

6. Ekspansi Produk

Cara terakhir untuk mendiversifikasi produk adalah dengan melakukan ekstensi produk, di mana Anda menjual produk yang sama dalam warna yang berbeda atau fitur lainnya.

Risiko diversifikasi Produk

Tentu bermanfaat untuk inovasi dan pengembangan bisnis, namun setiap strategi memiliki risikonya masing-masing. Risiko diversifikasi produk meliputi:

1. Kerusakan Merek

Adanya diversifikasi produk di daerah baru berpotensi membingungkan konsumen dan merusak brand atau citra yang telah terjalin selama ini. Hal ini juga dapat menimbulkan pandangan bahwa bisnis Anda tidak profesional.

Contoh representatif adalah KFC, yang menolak menambahkan item menu baru seperti taco, hamburger, dan ikan dengan alasan dapat merusak citra raja ayam makanan cepat saji.

2. Tekanan Operasional

Seperti disebutkan sebelumnya, diversifikasi bisa mahal. Beban kerja produk baru juga dapat mengganggu kemampuan tim untuk menjalankan operasi.

Oleh karena itu, sebelum melakukan diversifikasi, Anda harus terlebih dahulu menganalisis dampaknya terhadap operasi, sumber daya manusia, keuangan, pemasaran, dll.

Ini adalah ulasan lengkap tentang apa itu diversifikasi produk dan apa yang mengelilinginya. Pada intinya diversifikasi produk merupakan strategi yang bisa Anda terapkan untuk mengembangkan bisnis atau bisnis Anda dengan lebih leluasa. Bagaimana, tertarik untuk mencobanya?